www.LensaAktual.com.ǁJawaTimur,26 Oktober 2025-Dalam upaya memperkuat rantai pasok dan meningkatkan kesejahteraan petani garam di Pulau Madura, PT Sumatraco Langgeng Makmur, perusahaan produsen garam industri dan konsumsi nasional, menjalin kemitraan strategis dengan sejumlah kelompok petani garam di Kabupaten Sampang dan Pamekasan.
Setiap hari, perusahaan ini menyerap sekitar 100 ton garam rakyat dari dua kabupaten tersebut untuk memenuhi kebutuhan bahan baku produksi garam konsumsi dan industri. Langkah ini menjadi bagian dari strategi perusahaan dalam memastikan pasokan garam berkualitas tinggi tetap stabil di tengah tantangan logistik dan cuaca yang tidak menentu.
Purchasing PT Sumatraco Langgeng Makmur, Mohammad Ishak, menjelaskan bahwa kerja sama ini bukan sekadar transaksi jual beli, tetapi membangun pola kemitraan berkelanjutan antara perusahaan dan petani lokal.

“Kami berkomitmen membeli garam rakyat dengan harga yang wajar dan melakukan pendampingan teknis agar kualitas garam Madura bisa bersaing di pasar industri nasional,” ujar Ishak saat ditemui di lokasi penyerapan garam di Sampang.
Menurutnya, perusahaan menempatkan petani garam sebagai mitra strategis dalam rantai produksi. Melalui kemitraan ini, PT Sumatraco Langgeng Makmur turut memberikan bimbingan mengenai standar kualitas, penanganan pasca-panen, serta penggunaan teknologi sederhana agar produksi lebih efisien.
Salah satu kendala utama dalam rantai pasok garam dari Madura adalah persoalan logistik. Kondisi medan di sejumlah sentra garam, terutama di pesisir selatan Sampang, masih sulit diakses kendaraan besar.
“Untuk membawa garam dari tambak ke titik pengumpulan, kami harus menggunakan perahu menyusuri sungai. Jalur darat belum bisa dilalui trukkarena akses jalan yang belum memadai,” kata Ishak.
Kondisi tersebut membuat biaya logistik meningkat dan membutuhkan strategi khusus. PT Sumatraco Langgeng Makmur pun bekerja sama dengan pengusaha lokal untuk menyediakan perahu angkut ,sehingga proses pengiriman tetap berjalan meski infrastruktur belum memadai.
Langkah PT Sumatraco Langgeng Makmur ini juga sejalan dengan program pemerintah dalam mengurangi ketergantungan impor garam industri. Dengan menyerap garam lokal dari Madura, perusahaan turut membantu menstabilkan harga di tingkat petani dan memastikan hasil panen tidak menumpuk tanpa pembeli.
“Selama ini, petani garam sering kesulitan menjual hasil panennya dengan harga layak. Melalui kemitraan ini, kami ingin menunjukkan bahwa garam rakyat bisa menjadi andalan nasional,” tambah Ishak.
Para petani garam di Desa Pangarengan, Kabupaten Sampang, menyambut positif kemitraan ini. Suryadi, salah satu petani garam setempat, mengaku kini lebih tenang karena hasil panennya selalu terserap.
“Dulu kami sering bingung kalau garam numpuk di gudang. Sekarang, PT Sumatraco rutin ambil garam setiap minggu. Harganya juga stabil,” tutur Suryadi.
Ke depan, PT Sumatraco Langgeng Makmur berencana memperluas jaringan kemitraan ke daerah lain di Madura dan Jawa Timur.
“Kami ingin membangun ekosistem garam nasional yang tangguh, di mana petani mendapatkan nilai tambah dan industri memperoleh bahan baku berkualitas,” pungkas Ishak.
Dengan pendekatan berbasis kemitraan dan inovasi logistik di tengah keterbatasan infrastruktur, PT Sumatraco Langgeng Makmur tidak hanya memperkuat pasokan industri, tetapi juga membuka harapan baru bagi ribuan petani garam di Madura untuk meraih kesejahteraan yang lebih baik.

