www.LensaAktual.com.ǁJawaTimur,21 Agustus 2025-Sampah cangkang telur yang menumpuk di sekitar sekolah dan tempat makan di Surabaya kini tak lagi jadi masalah.
Berkat tangan dingin seorang murid Sekolah dasar di Surabaya, limbah ini disulap menjadi produk bernilai tinggi yang tak hanya menghijaukan lingkungan, tapi juga berpotensi menanggulangi masalah stunting.
Adalah Sanggrama Rasio Al-Warisyi, murid kelas 5 SDN Kaliasin 8/280 Surabaya, yang memulai inovasi luar biasa dengan tajuk ‘pemanfaatan limbah cangkang telur untuk hijaukan buku dan ciptakan bahan pangan’.
Berawal dari keprihatinannya melihat tumpukan sampah cangkang telur dari penjual martabak, telur gulung, hingga warung di dekat sekolah, Rasio pun tergerak untuk mencari solusinya.
“Saya lihat banyak banget sampah cangkang telur. Padahal, dari beberapa jurnal yang saya baca, cangkang telur itu punya banyak manfaat, terutama untuk kesehatan tanah dan tubuh,” ungkap Rasio kepada TribunJatim, Kamis (21/8/2025).
Dengan latar belakang tersebut, Rasio pun berkreasi. Ia membuat dua produk utama dari limbah cangkang telur: POT.CT (Pupuk Organik Tanaman dan Cangkang Telur) dan EG-CAP (Eggshell Calcium Powder).
Produk POT.CT adalah pupuk organik yang dibuat dari cangkang telur untuk menyuburkan media tanam dan tanaman. Cara penggunaannya pun mudah, cukup disebar ke tanah sebelum menanam atau diaplikasikan seminggu sekali pada tanaman dan tanah kemudian disiram air.
Tak hanya untuk tanaman, Rasio juga fokus pada isu kesehatan, khususnya masalah stunting di Indonesia. Ia membuat produk bubuk cangkang telur, EG-CAP, yang bisa dicampurkan ke berbagai makanan dan minuman.
“Saya juga ingin ini jadi langkah untuk mengurangi stunting. Bubuk cangkang telur itu tinggi kalsium,” jelas Rasio.
Bubuk EG-CAP dibuat melalui proses pencucian, perebusan, penjemuran, dan pengovenan cangkang telur hingga steril.
Setelah menjadi bubuk halus, bahan tersebut bisa dicampur ke puding, cookies, bahkan kopi.
Rasio bahkan melakukan penelitian bahwa hasil campuran bubuk ini bisa mengurangi tingkat keasaman kopi.
Untuk mengumpulkan bahan baku, Rasio menggandeng berbagai pihak, mulai dari penjual martabak, restoran, hingga hotel. Ia juga bekerja sama dengan para wali murid yang memiliki bisnis katering. Sejauh ini, ia sudah berhasil mengumpulkan 3 ton cangkang telur.
“Kesulitannya saat mengolah menjadi bubuk cangkang telur steril, saat hujan, juga harus dijemur kembali,” sebutnya.
Berkat inovasinya ini, Rasio juga mengedukasi warga sekitar mengenai manfaat cangkang telur. Ia bahkan memberdayakan warga dengan memberikan upah kepada mereka yang membantu proses penghalusan cangkang telur.
Inovasi yang dimulai dari ajang Penganugerahan Pangeran Lingkungan Hidup 2024 ini membawa dampak positif yang luas.
Selain mengurangi tumpukan sampah di sekolah dan lingkungan sekitar, program ini juga diharapkan membantu melestarikan keanekaragaman hayati dan menyediakan solusi pangan sehat yang berkelanjutan.
“Sekarang sudah 3 ton tapi terus mengumpulkan dan mengolah cangkang telur. Selanjutnya diolah jadi campuran pakan ternak ikan, burung di sekolah, dan penyubur tanaman pangan dan tanaman obat di sekolah,” ungkap Rasio.