www.LensaAktual.com.ǁJawaTimur,21 Desember 2025-Geliat usaha budidaya ikan patin di Kabupaten Jombang menunjukkan tren positif jelang penutupan tahun 2025.
Nilai jual komoditas air tawar ini melonjak signifikan, membawa dampak langsung pada peningkatan pendapatan para pembudidaya.
Dalam beberapa pekan terakhir, harga ikan patin di tingkat peternak merangkak naik hingga menyentuh angka Rp25.000 per kilogram.
Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan harga normal yang sebelumnya bertahan di kisaran Rp20.000 per kilogram.
Faktor Pendorong Kenaikan
Kenaikan ini seiring meningkatnya kebutuhan pasar menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
Suasana panen tampak sibuk di sejumlah kolam budidaya, salah satunya milik Muslik Fanani, pembudidaya patin di Desa Sumbersari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang.
Dari satu kolam berisi sekitar 3.000 ekor ikan, ia mampu menghasilkan panen lebih dari satu ton patin siap kirim ke pasar.
“Dengan harga sekarang, hasilnya sangat terasa. Biaya pemeliharaan sejak penebaran benih sampai panen sekitar Rp11 juta per kolam. Kalau harga stabil di Rp25.000, peternak jelas mendapatkan keuntungan,” ucap Muslik saat ditemui di lokasi panen, oleh Tribunjatim.com, Minggu (21/12/2025).
Muslik mengelola sembilan kolam dengan pola panen bergilir setiap enam hingga tujuh bulan. Ia mengaku, selain faktor harga, keberhasilan panen juga ditentukan oleh perawatan kolam yang disiplin, mulai dari pengelolaan air hingga pemantauan kualitas lingkungan budidaya.
Kondisi serupa dibenarkan oleh Saiful, pedagang pengumpul ikan patin yang rutin mengambil hasil panen dari wilayah Jombang. Menurutnya, lonjakan harga terjadi hampir merata di sentra-sentra budidaya patin.
Dampak Ekonomi
“Sekarang harga beli dari petani sudah tembus Rp25.000 per kilogram. Ikan dari Jombang biasanya langsung kami kirim ke TPI Sidoarjo, sekali angkut rata-rata satu ton,” jelasnya.
Meningkatnya permintaan tak lepas dari meluasnya pasar patin Jombang ke luar daerah. “Selain memenuhi kebutuhan lokal, pasokan juga disalurkan ke kota-kota besar seperti Surabaya dan Malang yang mengalami peningkatan konsumsi ikan segar selama musim liburan akhir tahun,” ungkapnya.
Di sisi lain, stabilnya harga pakan dalam beberapa waktu terakhir turut memperkuat margin keuntungan peternak. Ketika biaya produksi relatif terkendali dan harga jual meningkat, usaha budidaya patin menjadi semakin menjanjikan.
Kondisi ini memberi harapan baru bagi perekonomian masyarakat perdesaan yang menggantungkan hidup dari sektor perikanan.
“Kami berharap momentum positif akhir tahun ini dapat berlanjut, sekaligus membuka peluang pengembangan usaha melalui penambahan kolam maupun peningkatan teknologi budidaya di tahun-tahun mendatang,” pungkasnya.

