www.LensaAktual.com.ǁJawaTimur,20 Oktober 2025-Kesaksian tetangga soal kasus suami bunuh istri di Banyuwangi.
Pembunuhan terjadi di rumah mereka di Jalan Serayu Nomor 54, Kelurahan Panderejo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur.
Suami-istri, GDF (41) dan BW (52), dikenal sebagai pasangan yang harmonis oleh para tetangga.
Sang suami, GDF, yang merupakan pegawai di PT Pegadaian membunuh istrinya BW yang bekerja di Bank Central Asia (BCA) wilayah Banyuwangi, Senin (20/10/2025).
Rosi, tetangga yang rumahnya bersebelahan dengan lokasi kejadian, mengaku tidak pernah mendengar pasangan tersebut cekcok.
Rumah mereka hanya terpisah gang kecil. Jika adu mulut terjadi dengan suara-suara yang keras, besar kemungkinan suaranya sampai hingga rumah tetangga.
“Nggak pernah. Sampai pagi tadi pun nggak ada suara bertengkar. Tiba-tiba saja sudah ada polisi, sudah ramai. Saya baru tahu bahwa ada pembunuhan,” kata Rosi.
Rosi mengaku mengenal akrab korban BW. Pada malam sebelum kejadian, ia sempat bertemu dalam sebuah kegiatan warga.
Saat itu, tidak ada hal yang berbeda yang Rosi lihat dari BW. Semua terlihat normal seperti biasanya.
“Kemarin waktu pengajian ketemu. Ketemu, ya, biasa saja, nggak ada cerita apa-apa, Orangnya sibuk juga, jadi jarang ngobrol panjang,” ucapnya.
Rosi bercerita, pasangan suami-istri itu sudah lama tinggal di rumah tersebut.
Sang istri warga asli lingkungan. Sementara sang suami berasal dari kelurahan lain di Kecamatan Banyuwangi.
Menurut informasi, GDF (41) dan BW (52) menikah sekitar 2011. Sang suami perjaka sementara sang istri janda beranak dua. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai seorang anak.
“Jadi anaknya semua tiga. Yang pertama kuliah di Malang, yang kedua sekolah SMK, dan ketiga masih SMP. Yang tinggal di rumah ini dua anaknya, karena yang satu di Malang,” tuturnya.
Rosi mengaku kaget dan sempat tak percaya apabila GDF membunuh BW. Sebab, mereka selama ini dikenal sebagai pasangan yang tak bermasalah.
“Baik-baik saja, nggak pernah ada masalah atau keributan. Sosialisasinya juga bagus, mereka orangnya baik,” tutur dia.
Profesi Pasutri Mentereng
Profesi suami yang bunuh istri di Banyuwangi bekerja di salah satu badan usaha milik negara (BUMN) di salah satu cabang di Banyuwangi.
Sementara korban diketahui merupakan pegawai salah satu bank swasta ternama di Banyuwangi.
Tragedi pembunuhan hebohkan warga di Jalan Serayu Nomor 54, Kelurahan Panderejo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur Senin (20/10/2025).
Dikabarkan seorang suami menghabisi nyawa istrinya sendiri.
Sang suami yang merupakan tersangka diketahui berinisial G. Sementara sang istri atau korban berinisial D (54).
Kapolsek Banyuwangi Kota AKP Hendry Cristianto membenarkan kabar adanya pembunuhan tersebut. Saat ini, polisi tengah menggelar olah tempat kejadian perkara di lokasi pembuhuhan.
“Benar, telah terjadi pembunuhan,” kata Kapolsek.
Rumah suami istri tersebut berada di lingkungan padat penduduk. Rumahnya berwarna dominan hijau dengan pagar tertutup agak tinggi. Di halaman rumah tepatnya di pinggir jalan, sebuah mobil citycar terparkir.
Polisi telah memasang garis polisi kuning di rumah tersebut. Warga banyak berkumpul di lokasi untuk melihat proses olah tempat kejadian perkara.
Lurah Panderejo Much Safii mengatakan, kabar pembunuhan tersebut diterima sekitar pukul 09.30 WIB. Informasinya, korban ditusuk oleh suaminya hingga tewas.
Safii mengatakan, pasangan suami istri itu memiliki tiga orang anak. Anak pertama berkuliah di luar kota. Anak kedua sekolah setingkat SMK. Sementara anak ketiga masih duduk di bangku setingkat SMP.
Di rumah tersebut, mereka tinggal berempat bersama anak kedua dan bungsu. Belum ada informasi apakah saat pembunuhan terjadi, anak-anak itu berada di rumah atau di sekolah.
“Kasusnya saat ini tengah ditangani oleh pihak kepolisian,” ujarnya.
Safii menjelaskan, jenazah korban telah dibawa ke RSUD Blambangan untuk ditangani lebih lanjut.
Menurut Safii, pasangan tersebut memiliki keseharian yang biasa-biasa saja. Ia tidak pernah mendengar adanya kabar miring tentang rumah tangga mereka.
“Mereka baik-baik saja selama ini. Yang suami kerja di Pegadaian, yang perempuan di BCA. Aktivitas mereka sehari-hari bekerja berangkat pagi, pulang sore,” tambah dia.
Secara ekonomi, keluarga tersebut juga terbilang berkecukupan. Apalagi, keduanya juga bekerja.