Kemarau Basah Jadi Ujian Berat Petani Tembakau di Bondowoso, Harga dan Luas Lahan Menurun

www.LensaAktual.com.ǁJawaTimur,6 September 2025- Harga dan luas lahan tanam tembakau di Bondowoso tahun ini menurun.

Kondisi ini disebut terjadi karena kemarau basah yang melanda.

Ini dinilai menjadi ujian berat bagi petani tembakau.

Menurut Ketua Asosisi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Bondowoso, Yasid, tahun lalu Top Great atau harga tertinggi tembakau bisa mencapai Rp 70 ribu hingga Rp 75 ribu per kilogram.

Sementara tahun ini, diperkirakan harganya turun menjadi Rp 60 ribu paling tinggi, dan paling rendah Rp 40 ribu per kilogram.

“Paling rendah, Rp 40 ribu per kilogram,” ujarnya dikonfirmasi Jum’at (5/9/2025) malam.

Kondisi ini terjadi, kata Yasid, diperkirakan karena terjadi penurunan cita rasa tembakau. Rasanya kurang begitu memenuhi standart. Efek kemaru basah.

“Efek dari cuaca kemarau basah,” ujarnya.

Ia menerangkan, areal lahan yang ditanami tembakau di Bondowoso juga menurun. Tahun lalu areal yang ditanami tembakau mencapai 10 ribu hektar. Tahun sekarang turun, sekitar 7.700 hektar.

“Karena cuaca kemarau basah. Jadi yang sudah siap tanam, hujan terus menerus akhirnya beralih ke tanaman lain,” terangnya.

Yasid bersama Dinas Pertanian Bondowoso terus memberikan sosialisasi bahwa tahun ini petani hendak melalukan 3 hal. Yakni mengantisipasi, beradaptasi dengan cuaca kemarau basah, serta melakukan mitigasi atau mengurangi resiko.

“3 hasil itu kita sosialisasikan ke masyarakat,” ungkapnya.

Ia menjelaskan adaptasi cuaca kemarau basah  yang bisa dilakukan petani yaitu dengan cara menanam di atas bulutan. Memperbanyak saluran got pematong. Sehingga jika ada hujan, air bisa cepat keluar.

“Bibit yang ditanam yang ideal itu pakai Polybag,” pungkasnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Mungkin Anda Menyukai